Bulan Agustus biasanya menjadi penanda tahun ajaran baru di sekolah, namun bagi para penggemar sepak bola, ini juga berarti kembalinya salah satu kompetisi paling dinanti di dunia: Premier League. Musim 2025/26 belum resmi dimulai, tetapi atmosfernya sudah mengarah pada ketegangan tinggi. Jadwal Liga Inggris di minggu minggu awalpun bisa dibilang sangat menarik. Arsenal, misalnya, harus langsung menghadapi empat dari tujuh tim teratas musim lalu dalam enam pekan pertama. Jadwal seperti ini tak ubahnya medan tempur yang tak mengenal ampun.
Liga Inggris memang tak pernah kekurangan drama. Setiap awal musim, sorotan tak hanya tertuju pada performa di lapangan, tetapi juga pada dinamika transfer, strategi pelatih, hingga ekspektasi suporter. Musim ini kembali menghadirkan semua elemen tersebut dalam skala penuh.
Liverpool, juara musim lalu, memulai musim panas dengan ambisi besar. Klub asal Merseyside tersebut mengamankan tanda tangan Florian Wirtz dari Bayer Leverkusen dengan nilai transfer mencapai £100 juta. Selain itu, mereka juga merekrut Milos Kerkez dari Bournemouth senilai £40 juta untuk memperkuat lini sayap. Namun langkah besar ini juga diiringi keputusan besar: melepas Trent Alexander-Arnold ke Real Madrid. Sebuah kehilangan signifikan, mengingat kontribusi dan status Trent sebagai ikon lokal.
Manchester City juga melakukan manuver besar. Meski harus merelakan kepergian dua pemain seniorKevin De Bruyne ke Napoli secara gratis, dan Kyle Walker ke Burnley seharga £5 juta mereka langsung merespons dengan mendatangkan talenta muda potensial. Nama-nama seperti Rayan Aït-Nouri, Rayan Cherki, dan Tijani Reijnders bergabung dengan total nilai transfer yang cukup signifikan. Langkah ini menegaskan bahwa City belum kehilangan ambisi untuk mendominasi kompetisi, baik domestik maupun Eropa.
Arsenal tetap berpegang pada pendekatan yang lebih berhati-hati dalam belanja pemain. Klub asuhan Mikel Arteta tersebut merekrut Kepa Arrizabalaga dari Chelsea dengan harga relatif terjangkau, yakni £5 juta. Selain itu, gelandang Martin Zubimendi bergabung dengan mahar £56 juta, serta Christian Norgaard dari Brentford dengan nilai £10 juta. Namun tantangan terbesar Arsenal justru datang dari jadwal berat di awal musim, yang akan menjadi ujian mental dan taktik sejak dini.
Tottenham Hotspur menunjukkan ambisi mereka dengan mendatangkan Mohammed Kudus dari West Ham senilai £55 juta. Klub London Utara ini juga memperkuat lini serang dengan Yoane Wissa, sebagai tandem potensial bagi Sadio Mane atau Alexander Isak. Dengan Thomas Frank di kursi manajer dan Andrea Berta di posisi direktur olahraga, Spurs menunjukkan keseriusan untuk kembali menjadi pesaing serius, baik di kancah domestik maupun Eropa.
Chelsea juga tampil aktif di bursa transfer. Mereka merekrut Joao Pedro dari Brighton dengan nilai £55 juta, serta dua pemain muda berbakat: Estevao dan Dario Essugo. Namun, perombakan ini juga dibarengi kepergian Noni Madueke ke Arsenal seharga £52 juta. Selain itu, masa depan Nicolas Jackson masih menjadi teka-teki, dengan rumor ketertarikan dari AC Milan yang terus berkembang. Ini menunjukkan bahwa Chelsea masih terus mencari bentuk ideal skuad mereka.
Manchester United tampaknya memilih bergerak dalam senyap. Dua rekrutan anyar mereka adalah Matheus Cunha dari Wolves dengan nilai sekitar £62 juta dan Bryan Mbeumo dari Brentford senilai hampir £65 juta. Meski tak segemerlap klub rival dalam pemberitaan, langkah ini bisa menjadi penentu dalam mengejar target empat besar musim ini.
Newcastle United juga tak ketinggalan mengisi lini serang mereka. Setelah meraih gelar piala domestik musim lalu, The Magpies memboyong Anthony Elanga dari Nottingham Forest senilai £55 juta. Elanga diproyeksikan menjadi tandem baru bagi Alexander Isak, menggantikan target lama mereka, Yoane Wissa, yang tampaknya lepas dari radar.
Di luar klub-klub langganan papan atas, beberapa tim lain juga melakukan pergerakan. Everton mendatangkan Thierno Barry dari Villarreal senilai £27 juta, sementara West Ham United memboyong Jean-Clair Todibo dari Nice sebagai respons atas kepergian Kudus. Bournemouth justru tampak lebih sibuk melepas pemain, termasuk Dean Huijsen dan Milos Kerkez.
Menariknya, musim ini juga diramaikan oleh kembalinya Jordan Henderson ke Liga Inggris. Namun alih-alih kembali ke klub besar, mantan kapten Liverpool itu memilih bergabung dengan Brentford. Sebuah langkah yang mungkin tak banyak diprediksi, tetapi membawa nilai lebih dalam hal pengalaman dan kepemimpinan di ruang ganti, terutama bagi tim promosi.
Klub-klub promosi seperti Burnley dan Sunderland pun tidak bisa dipandang sebelah mata. Superkomputer bahkan menyebut mereka sebagai calon kejutan di papan tengah klasemen. Jika prediksi ini terbukti, pelatih kedua klub tersebut bisa saja menjadi bahan perbincangan publik sepak bola Inggris sepanjang musim.
Melihat komposisi skuad dan aktivitas transfer yang terjadi, Manchester City dan Liverpool tetap menjadi favorit utama dalam perburuan gelar. Namun Arsenal memiliki potensi untuk menjadi penantang serius. Sementara itu, Tottenham dan Chelsea tampil menjanjikan, Manchester United menyusun kekuatan di balik layar, dan Newcastle konsisten menebar ancaman.
Musim 2025/26 menjanjikan cerita yang penuh dinamika. Persaingan tidak lagi hanya tentang siapa yang paling tajam di depan gawang, tetapi juga siapa yang paling siap menghadapi tekanan jadwal padat, rotasi pemain, dan ekspektasi publik. Satu hal yang pasti, Premier League kembali hadir bukan sekadar sebagai kompetisi, tapi sebagai drama nyata yang tayang setiap akhir pekan.
0 comments:
Post a Comment